top of page
Gambar penulisJesica Belva Widyaprasetia

Bumiku Hanya Satu


Kepedulian pada lingkungan merupakan salah satu keistimewaan Lembaga Pendidikan Pelangi Indonesia. Salah satu kriteria atau ciri khas lulusan Pelangi Indonesia adalah tingkat kepeduliannya yang tinggi pada lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Hal ini sejalan dengan visi Pelangi Indonesia, yaitu

"Mendampingi anak menjadi cerdas dan seimbang secara moral, intelektual, emosional, sosial, dan fisik dalam prosesnya menjadi manusia yang utuh dan peduli lingkungan alam maupun sosialnya.”

Karena itulah, pada suatu masa sebelum pandemi, Pelangi Indonesia memilih tema "Kepedulian terhadap Lingkungan" sebagai salah satu topik dalam rangkaian kegiatan training pendidik, staff dan karyawan Pelangi Indonesia. Dalam training tersebut, kami menghadirkan narasumber Rian Agustina, S.Pd., atau akrab dipanggil Miss Rian, yang merupakan edukator dan Kepala TK Pelangi Indonesia.


Berdasarkan visi tersebut, maka baik pendidik, staff maupun karyawan Pelangi Indonesia bertugas mengarahkan siswa-siswa agar selalu peduli terhadap lingkungan alam maupun sosial. Seluruh staf juga harus bisa menjadi panutan karena salah satu cara mendidik yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh nyata kepada anak-anak. Dengan demikian, isu tentang kepedulian lingkungan yang telah diintegrasikan dalam proses pembelajaran maupun kebiasaan sehari-hari dapat dipahami dengan baik.


Kepedulian terhadap lingkungan dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya aktivitas sehari-hari seperti penggunaan kendaraan bermotor dan peralatan elektronik. Kebiasaan yang keliru dalam aktivitas-aktivitas tersebut akan berakibat pada pemborosan energi dan rusaknya lingkungan, khususnya timbulnya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca membuat suhu bumi meningkat sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Karena itu, aktivitas yang menghasilkan gas-gas rumah kaca sebaiknya dilakukan dengan cermat dan seminimal mungkin. Gas-gas rumah kaca yang dimaksud adalah karbon dioksida, belerang dioksida, nitogen monoksida, nitrogen dioksida, metana, dan klorofluorokarbon.


Selain aktivitas sehari-hari, pengelolaan sampah yang benar juga penting untuk menjaga kondisi lingkungan. Beberapa jenis sampah membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diurai. Seperti yang dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Sampah non organik membutuhkan waktu belasan hingga jutaan tahun untuk dapat terurai dengan sempurna. Bahkan ada pula sampah yang tidak bisa terurai yaitu styrofoam yang tentu akan berdampak negatif bagi kondisi tanah, lingkungan, serta kehidupan makhluk hidup.


Para peserta training juga saling berbagi informasi mengenai kebiasaan baik yang meskipun kecil akan berdampak besar bila dilakukan secara berkelanjutan. Misalnya berperilaku hemat energi dengan menggunakan listrik sesuai kebutuhan, menerapkan kebiasaan sehat seperti berjalan kaki atau bersepeda, cermat menggunakan air, dan sebagainya.


8 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page